laporan praktikum dioda zener
DIODA ZENER
I.
Tujuan :
1.
Observasi
dan pengukuran karakteristik dioda zener
2.
Mengaplikasikan
dioda zener sebagai regulator tegangan sederhana
II.
Dasar
Teori
Dioda
pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah
(Rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah
(DC). Dioda menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika
memerlukan sumber arys searah (DC).
Dioda
merupakan komponen semikonduktor yang hanya dapat melewatkan arus / tegangan
satu arah saja. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda
yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Dalam percobaan kali ini kita akan mrlakukan percobaan dioda zener. Dimana pada
percobaan kali ini bertujuan unutk dapat mengobservasi dan pengukuran
karakteristik dioda zener dan dapat mengaplikasikan dioda zener sebagai
regulator tegangan sederhana, dari tujuan tersebut maka percobaan ini perlu
dilakukan.
Dioda
zener merupakan alah satu komponen pelindung surja sekunder yang digunakan
untuk menjepit tegangan surja secara akurat. Dioda zener mampu menyalurkan arus
dalam suatu rangkaian ke arah yang berlawanan apabila terdapat tegangan yang
malampaui batas tegangan zener (Resi Ratnasari, 2014:1).
Zener
memiliki karakter yang unik karena bekerja pada Reverse Bias, berbeda dengan
dioda biasa. Perbedaan lain antara zener dan dioda lainnya adalah doping yang
lebih banyak pada sambungan P dan N. Ternyata dengan perlakuan ini tegangan
breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasa baru terjadi
breakdown pada tegangan ratusan Volt, pada zener breakdown bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang memiliki tegangan
sebesar 1,5 volt, 3,5 volt dan sebagainya.
Zener memiliki rangkaian pengganti tersendiri yang terdiri dari dioda,
resistor, dan sumber tegangan yang tersusun seri (Widodo Budiharto, 2005: 58).
Struktur
dioda zener tidaklah jauh berbeda dengan dioda biasa, hanya tingkat dopingnya
saja yang sangat berbed. Kurva karakteristik dioda zener juga sama seperti
dioda biasa, namun perlu dipertegas adanya daerah breakdown dimana pada saat
bias mundur mencapai tegangan breakdown maka arus dioda naik dengan cepat.
Daerah breakdown inilah titik fokus penerapan dari dioda zeener. Sedangkan pada
dioda biasa tidak diperbolehkan pemberian tegangan mundur sampai pada daerah
breakdown karena bisa merusak dioda (Surjono, 2007:41).
Titik breakdown dari
suatu dioda zener dapat dikontrol dengan menvariasi tingkat dopingnya. Tingkat
doping yang tinggi akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga tegangan
zenernya (
) akan kecil. Demikian juga sebaliknya,
dengan tingkat doping yang rendah diperoleh
yang tinggi. Pada umumnya dioda zener
dipasaran tersedia mulai dari
=
1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari 1 / 4 hingga 50 W. Karena
temperatur dan kemampuan arusnya yang tinggi, maka jenis silikon sering dipakai
pada dioda zener.
Penerapan
dioda zener yang paling penting adalah sebagai penyetabil tegangan (voltage
regulator). Rangkaian dasar penyetabil pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini
dapat berfungsi sebagai penyetabil tegangan, maka dioda zener harus bekerja
pada daerah breakdown. Dengan kata lain, apabila dilihat pada gambar dibawah,
maka tegangan sumber (
) yang diberikan pada rangkaian harus
lebih besar dari
atau arus pada dioda zener harus lebih besar
minimum.
Rangkaian dasar
penyetabil tegangan.
Oleh
karena itu persyaratan yang harus dipenuhi agar rangkaian berfungsi sebagai
penyetabil tegangan adalah berkenaan dengan nilai
dan
. Pertama,
harus lebih besar dari
minimum.
ini berhubungan dengan
, karena bila nilai
minimum,
maka
menjadi maksimum, sehingga
menjadi minimum. Kedua,
harus lebih besar dari
minimum,
minimum ini akan menjamin bahwa dioda
mendapatkan tegangan breakdown (Surjono, 2007: 43).
=
=
=
=
=
Dalam
(Sutrisno, 1986:111) parameter dioda zener adalah sebagai berikut:
1.
Tegangan dadal,
2.
Koefisien suhu (perubahan tegangan zener
terhdap suhu),
3.
Kemampuan daya (lesapan daya maksimum),
4.
Hambata isyarat kecil
, yaitu hambatan zener terhadap perubahan
tegangan kecil, atau untuk isyarat AC kecil.
III.
Alat
dan Komponen
1. Modul
praktikum, breadboard dan komponennya
2. Mikro
dan Mili-Ammeter dc
3. Voltmeter
dc
4.
DC
Power supply
IV.
Prosedur
Percobaan
1.
Rangkaikan seperti pada gambar 3.5 yang
bersesuaian dengan modul praktikum atau dengan menggunakan breadboard.
2. Pada
percobaan kurva karakteristik zener, beban RL dilepas dan tegangan dari
dc power supply di set pada 0 V. Ukurlah VZ dan IZ mulai dari 0
V, kemudian dinaikkan secara perlahan dengan step 1 V sampai mencapai kurang
lebih 15 V, kemudian tuliskan datanya pada tabel 3.1. Usahakan arus zener IZ
jangan sampai melebihi 50 mA.
3. Dari
data pada tabel 3.1, gambarkan kurva karakteristik zener untuk kondisi bias
reverse.
4. Dari
gambar hasil langkah ke (3), carilah tegangan knee dan resistansi zener (RZ)
dan catatlah hasilnya pada tabel 3.2.
5. Pada
percobaan regulasi tegangan, pasangkan kembali beban RL(untuk beban
penuh) kemudian ukurlah arus source IT, arus zener IZ, arus beban
IL, dan tegangan output beban penuh VO(FL), kemudian tuliskan
datanya pada tabel 3.3.
6. Dengan
memperhitungkan tegangan zener dan resistansi zener hasil dari langkah (4),
hitunglah arus source IT, arus zener IZ, arus beban IL,
dan tegangan output beban penuh VO(FL), kemudian tuliskan hasilnya pada
tabel 3.3 dan bandingkan kedua hasil tersebut.
=
,
=
dan
=
7. Untuk
pengukuran tanpa beban (no load), resistansi beban RL dilepas, kemudian
ukurlah arus source IT, arus zener IZ, dan tegangan output tanpa
beban VO(NL), dan catatlah datanya pada tabel 3.4.
8. Dengan
memperhitungkan tegangan zener dan resistansi zener hasil dari langkah (4),
hitunglah arus source IT, arus zener IZ, dan tegangan output
tanpa beban VO(NL), kemudian tuliskan hasilnya pada tabel 3.4 dan bandingkan
kedua hasil tersebut.
9. Dari
hasil langkah (5) sampai dengan (8), tentukan prosentase regulasi dari zener,
kemudian tuliskan hasilnya pada tabel 3.3 dan 3.4 kemudian bandingkan kedua
hasil tersebut
V.
Data
Hasil Percobaan
1.
Data pengukuran karakteristik zener
|
Tegangan Input,
(Volt)
|
Tegangan Zener,
(Volt)
|
Arus Zener,
(
A
dan mA)
|
|
0
|
0
|
0
|
|
1
|
1
|
1,43
|
|
2
|
1,8
|
1,86
|
|
3
|
2,8
|
1,86
|
|
4
|
3,8
|
1,64
|
|
5
|
5,2
|
1,29
|
|
6
|
6,2
|
0,86
|
|
7
|
6,8
|
5,27
|
|
8
|
6,6
|
0,4
|
|
9
|
6,6
|
3,8
|
|
10
|
6,6
|
4,4
|
|
11
|
6,6
|
6
|
|
12
|
6,6
|
7
|
|
13
|
6,6
|
|
|
14
|
6,6
|
|
2.
Tegangan knee dan resistansi zener
|
Tegangan
knee zener
|
6,6
Volt
|
|
Resistansi
zener (
)
|
70
Ω
|
3.
Data Zener Regulator Penuh Beban
=
100 Ω
=
390 Ω
=
15 Volt
|
Parameter
|
Pengukuran (A)
|
Perhitungan (A)
|
Error (%)
|
|
|
0,165
A
|
0,15
A
|
10
%
|
|
|
1,1
A
|
0,11
A
|
99
%
|
|
|
0,068
A
|
0,161
A
|
58
%
|
|
(
)
|
0,032
A
|
0,032
A
|
0
%
|
4.
Data Zener Regulator Tanpa Beban
=
15 Volt
=
100 Ω
|
Parameter
|
Pengukuran (A)
|
Perhitungan (A)
|
Error (%)
|
|
|
0,096
A
|
0,149
A
|
36
%
|
|
|
0,096
A
|
0,065
A
|
48
%
|
|
(
)
|
0,068
A
|
0,068
A
|
0
%
|
|
(%)
|
112,5
%
|
112,5
%
|
0
%
|
VI.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami melakukan percobaan “Dioda Zener”. Dimana seperti kita
ketahui Dioda Zener adalah dioda yang berbeda dari dioda biasanya, yang mana
dioda biasa hanya bisa mengalirkan arus satu arah saja sedangkan dioda zener
juga bisa mengalirkan arus pada arah sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
dioda zener memiliki Voltase Break Through pada Voltase tertentu. Voltase Break
Through disebut sebagai Voltase zener. Dioda zener biasa dipakai pada arah
balik sehingga voltase diodanya konstan sebesar voltase zener. Dioda zener
berfungsi sebagai penstabil tegangan (regulator).
Dioda
zener sendiri didefinisikan sebagai komponen elektronika yang terbuat dari
bahan semikonduktor dan merupakan jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat
beroperasi dirangkaian reverse bias (bias balik). Pada saat dipasang pada
rangkaian Fordward bias maju, dioda zener memiliki karakteristik dan fungsi
sebagai dioda normal pada umumnya.
Pada
percobaan kali ini kami melakukan empat macam percobaan, pertama yaitu menentukan
karakteristik dioda zener, kedua mengukur tegangan knee dan resistansi zener,
ketiga zener regulator penuh beban. Dan keempat zener regulator tanpa beban.
Percobaan
ini bertujuan mengobservasi dan pengukuran karakteristik dioda zener dan
mengaplikasikan dioda zener sebagai regulator tegangan sederhana.
Pada
percobaan pertama ialah mengukur karakteristik dioda zener, dimana pada
percobaan kali ini kami menggunakan tegangan 0 volt – 14 volt dan percobaan
dilakukan sekali pada masing-masing tegangan yang berbeda-beda. Pertama ialah
menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan setelah itu barulah membuat
rangkaian seperti yang ada pada penuntun praktikum. Setelah tersusun atau
terangkai barulah diukur nilai tegangan (
) dengan cara meletakan kabel probe dan
kabel buaya osiloskop diujung atas dan bawah dioda zener kami menggunakan
mulai dari
0
Volt – 14 Volt. Dengan menggunakan persamaan:
=
skala terbaca
Volt
Div
Dimana
=
·
=
0 Volt
=
0 Volt
·
=
1 Volt
=
0,5
1
= 1 Volt
·
=
2 Volt
=
0,9
2
= 1,8 Volt
·
=
3 Volt
=
1,4
2
= 2,8 Volt
·
=
4 Volt
=
1,9
2
= 3,8 Volt
·
=
5 Volt
=
2,6
2
= 5,2 Volt
·
=
6 Volt
=
3,1
2
= 6,2 Volt
·
=
7 Volt
=
3,4
2
= 6,8 Volt
·
=
8 Volt
=
3,3
2
= 6,6 Volt
·
=
9 Volt
=
3,3
2
= 6,6 Volt
·
=
10 Volt
=
3,3
2
= 6,6 Volt
·
=
11 Volt
=
3,3
2
= 6,6 Volt
·
=
12 Volt
= 3,3
2
= 6,6 Volt
·
=
13 Volt
=
3,3
2
= 6,6 Volt
·
=
14 Volt
=
3,3
2
= 6,6 Volt
Dari
data percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar tegangan yang masuk
(
) maka semakin besar pula nilai
(tegangan zener). Selain itu dapat disimpulkan
bahwa semakin besar tegangan input (
) maka semakin lama nilai
akan konstan atau tetap. Dimana hasil
percobaan ini sesuai pada literatur tentang karakteristik dioda zener yang ada
pada hasil praktikum diatas.
Setelah
mengukur tegangan zener selanjutnya kami mengukur arus zener. Dimana kami
merangkai atau membuat rangkaian, setelah dirangkai tegangan
yang digunakan sama seperti sebelumnya yaitu 0
Volt – 14 Volt. Dimana
ditentukan dengan menggunakan osiloskop dimana
nilainya ditentukan dengan persamaan:
=
skala terbaca
Volt Div
=
=
=
·
=
0 Volt
=
0 A
·
=
1 Volt
=
1,43 A
·
=
2 Volt
=
1,86 A
·
=
3 Volt
=
1,86 A
·
=
4 Volt
=
1,64 A
·
=
5 Volt
=
1,29 A
·
=
6 Volt
=
0,86 A
·
=
7 Volt
=
5,27 A
·
=
8 Volt
=
0,4 A
·
=
9 Volt
=
3,8 A
·
=
10 Volt
=
4,4 A
·
=
11 Volt
=
6 A
·
=
12 Volt
=
7 A
·
=
13 Volt
=
·
=
14 Volt
=
Berdasarkan
percobaan diatas dapat kita simpulkan bahwa pada
dari 1 – 5 Volt akan terbentuk gelombang
sinusoidal selain itu arus zener (
) semakin besar apabila
nya diperbesar, sedangkan pada
6
– 14 Volt tidak terbentuk gelombang sinusoidal. Dan
nya tidak dipengaruhi besar kecilnya
arus.
Pada
percobaan yang kedua kami melakukan percobaan tegangan Knee dan Resistansi
zener. Dan pada percobaan ini diperoleh tegangan Knee zener ialah sebesar 6,6
Volt, dan resistansi zener (
) ialah sebesar 70 Ω.
Pada
percobaan ketiga kami melakukan percobaan tentang reguator penuh beban. Dimana
disini kami menggunakan
=
100 Ω dan
=
390 Ω (beban) dengan tegangan
sebesar 15 Volt. Dimana langkah pertama ialah
membuat atau menyusun rangkaian seperti pada gambar yang terdapat pada penuntun
percobaan. Setelah itu barulah mengukur
,
,
dan
(
) berdasarkan hasil pengukuran atau
percobaan didapatlah data sebagai berikut:
=
0,165 A
=
1,1 A
=
0,068 A
(
) = 0,032 A
Dengan hasil
perhitungan sebagai berikut:
=
=
=
0,15 A
=
=
0,11 A
Dimana
dan
digunakan dari percobaan kedua
=
=
0,16 A
Pada
percobaan keempat yaitu percobaan zener tanpa beban dimana sama seperti
percobaan ketiga hanya saja disini yang tidak sama yaitu rangkaian yang
digunakan pada percobaan, dimana pada rangkaian percobaan keempat ini tidak
menggunakan beban, dari hasil percobaan didapatlah
=
0,096 A,
=
0,096 A,
=
0,068 A,
(%) = 112,5 %. Disini
=
15 Volt. Dan dari hasil perhitungan yang diperoleh yaitu
=
0,149 A,
=
0,065 A,
=
0,064 A,
(%) = 112,5 %.
VII.
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Dioda semikonduktor merupakan dioda yang
bekerja pada daerah dadal (Break Down).
2.
Dioda zener dapat digunakan untuk
menghasilkan kestabilan tegangan dari suatu sumber yang tidak stabil.
3.
Dioda zener akan berada pada posisi Break
Down ketika ada tegangan yang melebihi tegangan dioda zener.
4.
Dioda zener yang diberikan bias mundur
tetap dapat mengalirkan arus jika diberikan tegangan yang lebih besar dari
suatu nilai tertentu yang disebut dengan tegangan zener.
5.
Dioda zener memiliki karakteristik
menyalurkan arus listrik mengalir kearah yang berlawanan jika tegangan yang
diberikan malampaui batas (tegangan zener) atau biasa disebut juga dengan
“Break Down Voltage”.
VIII. Daftar Pustaka
Surjono.
2007. Elektronika: teori dan penerapan. Jawa timur: Cerdas Ulet Kreatif
Publisher.
Sutrisno.
1986. Elektronika Teori dan penerapan. Bandung: ITB.
Ratnasari,
Resi. 2014. Koordinasi proteksi arester PCB dan Dioda Zener dengan elemen dekopling
pada peralatan listrik. Malang: Universitas Brawijaya.
Widodo.
2005. Teknik reparasi PC dan Monitor. Jakarta: PT Elec Media Komputindo.

Komentar
Posting Komentar