pemanfaatan kulit pisang sebagai pengganti pasta baterai bekas
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Apakah limbah kulit pisang memiliki potensi menjadi beterai ramah lingkungan?
2. Apakah limbah kulit pisang mempunyai kandungan zat-zat alami yang dapat dijadikan sebagai baterai ramah lingkungan?
3. Apakah limbah kulit pisang berpotensi menggantikan peranan baterai yang biasa digunakan masyarakat?
3. Tujuan
Kegiatan ini dlakukan bertujuan untuk:
1. Latar Belakang
kata baterai mungkin sudah tidak sing lagi didengar. Namun, baterai dari kulit pisang mungkin baru sekali didengar. Baterai adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyimpan tenaga listrik. Baterai sebagai sumber energi alat-alat elektronik seperti jam dinding, laptop, radio, senter dan alat – alat elektronik lainnya. Begitu banyaknya peranan baterai bagi kehidupan manusia. Namun tak dipungkiri juga, bahwa limbah baterai yang kita gunakan sehari-hari sangat berbahaya baik untuk kita maupun alam sekitar, maka dari itu kita tidak boleh membuang limbah baterai sembarang karena bisa merusak lingkungan dan membahayakan manusia bahkan makhluk hidup. banyaknya bahan kimia tersebut tidak bisa dibiarkan, harus ada pengganti bahan kimia tersebut salah satunya yaitu pengembangan potensi limbah kulit pisang sebagai baterai ramah lingkungan. limbah kulit pisang merupakan limbah yang sangat mudah kita temui, banyak orang tidak mengetahui bahwa kulit pisang bisa dimanfaatkan kembali. kulit pisang selama ini hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan kembali. maka dari itu mengingat bahayanya beterai bekas yang dibuang sembarangan dan bisa merusak lingkungan serta bisa menjadi racun pada makhluk hiudp, maka muncullah ide untuk membuat pemanfaatan kulit pisang sebagai pengganti pasta baterai bekas.
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Apakah limbah kulit pisang memiliki potensi menjadi beterai ramah lingkungan?
2. Apakah limbah kulit pisang mempunyai kandungan zat-zat alami yang dapat dijadikan sebagai baterai ramah lingkungan?
3. Apakah limbah kulit pisang berpotensi menggantikan peranan baterai yang biasa digunakan masyarakat?
3. Tujuan
Kegiatan ini dlakukan bertujuan untuk:
1. Mendapatkan
kandungan bahan baterai yang tersimpan dalam limbah kulit pisang.
2. Membuktikan
potensi limbah kulit pisang yang digunakan untuk baterai.
3. Menemukan
fakta – fakta yang menunjukan bahwa kulit pisang berpotensi menjadi
baterai ramah lingkungan, sekaligus mengenalkan masyarakat pengolahan limbah –
limbah tersebut.
4. Manfaaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan
masukan kepada pemerintah untuk menjadikan limbah kulit pisang sebagai baterai.
2. Memberikan
informasi dan masukan kapada masyarakat, untuk dapat mengelola limbah kulit pisang
menjadi baterai yang ramah lingkungan.
BAB II KAJIAN TEORI
1. Baterai
Baterai merupakan
sebuah kaleng berisi penuh bahan-bahan kimia yang dapat memproduksi elektron.
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan elektron disebut dengan Reaksi
Elektrokimia. Jika kita memperhatikan, kita bisa lihat bahwa baterai memiliki
dua terminal. Terminal pertama bertanda Positif (+) dan terminal Kedua bertanda
negatif (-).Di dalam beterai sendiri, terjadi sebuah reaksi kimia yang
menghasilkan elektron. Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari
elektrokimia) mengontrol seberapa banyak elektron dapat mengalir diantara kedua
kutub. Elektron mengalir dari baterai ke kabel dan tentunya bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif tempat dimana reaksi kimia tersebut sedang
berlangsung. Secara umum baterai berfungsi sebagai media penyimpan dan penyedia
energi listrik. Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit dalam bentuk
arus searah (DC) (Muhlisin, dkk ,2015).
2. Kulit Pisang
Kulit buah ini biasanya digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Namun, seiring berjalannya waktu limbah kulit ini tidak lagi digunakan unutuk
pakan melainkan dimanfaatkan sebagai energi listirk yang ramah lingkungan
(Suprapto, 2014).
Kulit
pisang merupakan sampah alternatif yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti
pasta batu baterai yang telah tidak dapat digunakan kembali. Pada kulit
pisang terdapat zat Kalium dan Klorida. KCl merupakan elektrolit kuat yang
mampu terionisasi dan menghantarkan arus listrik. Dan pisang ambon adalan
pisang terbaik yang digunakan dalam percobaan ini sebagai pengganti pasta batu
baterai ( Muhlisin, 2015).
3. Garam
Secara fisik, garam adalah benda
padatan berwarna putih berbentuk Kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan
bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti
Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida, dan lain-lain. Garam
mempunyai sifat atau karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air,
bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada tingkat
suhu 801
(Burhanuddin, 2001).
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
1. Waktu dan Tempat
Perancangan proyek mengenai
Pembuatan Energi Alternatif Dari Kulit Pisang sederhana dilakukan pada tanggal
2 November 2017 sampai tanggal 24 November 2017 yang bertempat di kompleks
perumahan Anugrah Mandiri Arza Blok A
nomor 9 Mendalo Darat.
2. Alat dan Komponen
- Pisau ( 1 buah )
- Baterai bekas ( 2 buah )
- Kulit pisang Ambon ( secukupnya)
- Talenan ( 1 buah )
- Lakban ( 1 buah )
- Jarum Pentul ( 1 lingkaran )
- Mangkuk ( 1 buah )
- Gunting ( 1 buah )
- Jam Dinding ( 1 buah )
- NaCl (garam halus) ( 1 bungkus )
3. Prosedur Pembuatan
Adapun prosedur
pembuatan pasta batu baterai dengan kulit pisang adalah sebgai berikut
1.
Siapkan alat dan bahan.
2.
Iris buah kulit pisang
secara memanjang.
3.
Kemudian cincang halus
kulit pisang yang telah diiris sampai halus.
4.
Tambahkan NaCl sebanyak
1 sendok teh.
5.
Ambil baterai bekas,
buka bagian baterai bagian kutub positif baterai (NB: jangan sampai kutub pusat
baterai lepas).
6.
Keluarkan pasta/isi
baterai hingga bersih.
7.
Masukkan campuran
NaCl+Kulit Pisang ke dalam baterai hingga penuh dan sampai padat.
Catatan:
urutannya yaitu karbon 10%, pasta kulit pisang 80%, dan karbon 10%.
8.
Tutup kembali baterai
dan rekatkan menggunakan lakban.
Lakukan uji coba dengan
memasangkan baterai ke jam dinding.
4. Rincian Biaya
Adapun rincian biaya
dalam pembuatan pasta baterai dengan kulit pisang adalah sebagai berikut.
|
No
|
Alat & Bahan
|
Banyaknya
|
Biaya
|
|
1
|
Pisau
|
1 buah
|
Rp 5.000,-
|
|
2
|
Baterai Bekas
|
2 buah
|
-
|
|
3
|
Kulit Pisang
|
Secukupnya
|
Rp 10.000,-
|
|
4
|
Telenan
|
1 buah
|
-
|
|
5
|
Lakban
|
1 buah
|
Rp 7.000,-
|
|
6
|
Jarum Pentul
|
1 lingkaran
|
Rp 2.000,-
|
|
7
|
Mangkuk
|
1 buah
|
-
|
|
8
|
Gunting
|
1 buah
|
Rp 5.000,-
|
|
9
|
Jam Dinding
|
1 buah
|
Rp3 5.000,-
|
|
10
|
NaCl (garam halus)
|
1 bungkus
|
Rp 1.000,-
|
|
Total Biaya
|
Rp 65.000,-
|
||
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Tabel hasil pengukuran rata-rata arus listrik pada baterai yang mengandung pasta kulit pisang ambon
|
No
|
Arus baterai (mA)
|
Tegangan baterai (v)
|
|
1
|
0.45
|
1.13
|
2. Pembahasan
Pembuatan energi
alternatif yang kami lakukan sesuai prosedur, kemudian kami mendapatkan hasil,
arus yang dihasilkan yaitu sebesar 0.45 MiliAmpere sedangkan tegangan yang kami
dapatkan yaitu sebesar 1.13 Volt, hasil yang kami dapatkan cukup untuk
menghidupkan jam dinding, hasil yang kami dapatkan tidak jauh beda dari hasil penelitian Muh. Muhlisin, Noer
Soedjarwanto, M. Komarudin (2015) yang melakukan percobaan 10 kali dalam
penelitian, dan mendapatkan hasil arus
rata rata pisang ambon sebesar 4.84 miliAmpere, dan tegangan sebesar 0,94
Volt, hasil ini tidak jauh berbeda
dengan hasil yang kami dapatkan. Setelah kami ukur, kemudian kami coba baterai
tersebut dengan memasangkannya ke jam dinding, maka jam dinding tersebut
menyala, itu artinya pasta dari baterai kami berfungsi sebagai pengganti kulit
pisang yang ramah lingkungan.
Secara
teori, kulit pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan mineral
seperti kalium, magnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. Karbohidrat
mengandung glukosa, apabila glukosa dicampur dengan air dan didiamkan dalam ruang
kedap udara selama beberapa hari maka akan terjadi fermentasi sehingga dapat
diperoleh etanol. Etanol lama-kelamaan akan teroksidasi menjadi asam etanoat
atau asam asetat. Asam asetat merupakan salah satu jenis zat elektrolit. Dalam
kulit pisang yang sudah difermentasi memiliki sifat asam yang berasal dari kandungan
asam asetat, hal tersebut terbukti ketika pH larutan diukur dengan pH universal
pH berkisar antara 4-5. Selain mengandung asam asetat, kulit pisang mengandung
zat elektrolit lain seperti kalium dan garam klorida. Kalium dan garam klorida bereaksi
membentuk garam kalium klorida. Garam kalium klorida dalam air dapat
menghantarkan listrik karena dapat terionisasi.
Kemudian
sebelumnya kami telah melakukan percobaan pemanfaatan baterai dengan kulit
pisang, berdasarkan hasil percobaan kami, kami mengaplikasikan pada jam
dinding, dan hasilnya asatu baterai
dengan pasta dapat bertahan selama 4 hari 9 jam yaitu 105 jam, sedangkan secara
teori menurut hasil penelitian Wiwik,Teguh (2017) yang mempercobakan dengan menggunakan pisang raja
nangka, didapatkan hasil waktu ketahanan baterai yaitu selama 4 hari yaitu 96
jam, kemudian arus yang dihasilkan yaitu 12,3 miliAmpere.
Pembuatan energi alternatif yang kami
buat dapat dimanfaatkan pada jam dinding, menghidupkan lampu LED, mainan anak-anak, remote dan lainnya. Energi
alternatif pasta baterai dari kulit pisang sapat dimanfaatkan sebagai pengganti
pasta baterai yang berbahaya dan pasta baterai dari kulit pisang dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif pemgganti pasta baterai yang ramah lingkungan
yang aman.
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Kulit pisang mengandung kalium dan
garam klorida sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti pasta
baterai. Pisang ambon selain menghasilkan arus dan tegangan yang tinggi, juga
stabil dalam pemakaiannya pada baterai dan campuran baterai.
2)
Aplikasi baterai dari pasta kulit pisang yaitu pada jam dinding, menghidupkan lampu LED, mainan anak-anak, remote dan lainnya yang
ramah lingkungan.
2. Saran
Untuk
pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan untuk mempertimbangkan beberapa
hal sebagai berikut:
1) Melakukan penelitian dengan menggunakan
sampah buah – buahan yang lebih bervariasi, tidak hanya sampah kulit pisang dan
juga durian.
2) Melakukan penelitian dengan
media yang lebih baik lagi, yaitu dengan membuat baterai sendiri menggunakan
anoda dan katoda sendiri, bukan dari baterai bekas yang dapat dimanfaatkan
sebagai. alternatif pengganti pasta baterai.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin.
2001. Strategi Pengembangan Industry Garam
di Indonesia.
Jakarta :
Kanisius.
Muhlisin,
dkk. 2015. Pemanfaatan Sampah Kulit
Pisang dan Kulit Durian sebagai Bahan
Alternatif Pengganti Pasta Batu Baterai. Vol.9 No.3.
Suprapto.
2014. Kulit Pisang (Musa paradisiaca)
sebagai Baterai Kering Ramah Lingkungan (biodegradable). Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Wiwik,
dkk. 2017. Analisis Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Energi
Alternatif pada Batterai. Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 2 Mei 2017;
61-67.
Komentar
Posting Komentar